Saya hanya mencoba selalu bersyukur atas apa yang telah Allah berikan selama ini. Mencoba untuk ikhlas atas apa yang telah Allah cabut dari hidup ini dan apa yang tidak Allah berikan pada diri ini. Mencoba untuk pasrah atas apa yang akan Allah berikan pada diri ini kelak.

Rabu, 23 April 2008

Neverposted e-mail

My feeling at 3rd month after

Assalamu alaikum Wr.Wb
Bismillahirahmanni rahiim...

Ya Allah, lindungi lisan hamba-Mu ini.. Hamba mohon maaf atas smua perkataan yang mungkin akan menyakitkan hati.. Semua perkataan yang baik mutlak itu datangnya dari Engkau.. Namun smua perkataan yang buruk itu mutlak datangnya dari nafsu syaitan dalam dada ini.. Naudzubillah..

Saya g tau harus bilang basa-basi apa untuk membuka e-mail ini.. Saya harap Fulanah g kberatan untuk membaca e-mail ini sampe abis. Stelah itu terserah mau Fulanah delete or simpen pun saya g masalah. Yang jelas saya ingin setidaknya untuk yang terakhir kalinya saya bercerita sedikit ke Fulanah mengenai keadaan terakhir saya, baik dalam segi kehidupan maupun keadaan hati ini.

Tampaknya ada hal di dunia ini yang memang pantas untuk dikejar walaupun kita mrasa hal itu sulit untuk digapai.. Misalnya: kedekatan kita dengan Allah. Sulit skali kita menemukan kekhusyukan dalam sholat, namun kita harus slalu berusaha skuat tnaga agar sholat kita khusyuk dan menemukan kedekatan dengan Allah.

Namun ada pula hal di dunia ini yang memang kita harus berikhtiar sekuat tnaga untuk mendapatkannya, namun jika hal itu dirasakan sudah tidak ada manfaat untuk dikejar (mungkin karena Allah tidak mengijinkan) maka lebih baik kita bersikap realistis dan beralih mencari pengganti hal itu. Dan inilah yang sudah beberapa hari belakangan saya rasakan ke kamu, Fulanah..

Jujur aja, slama hampir 4 bulan saya berkutat dalam keterpurukan ini.. Saya tidak habis pikir apa yang sebenernya terjadi.. Rasanya kehidupan ini berputar terlalu cepat, arus bergerak terlalu deras, dan dingin merambat terlalu dini.. Saya benar-benar kehilangan sosok orang yang dulu saya kagumi, cintai dan sayangi.. Saya tidak mengenal sosok Fulanah yang sekarang..dan hampir2 tidak percaya bahwa sosok Fulanah yg dulu itu ya Fulanah yg skarang... (sigh)

Memang 3 bulan pertama saya akui emosi ini tidak dapat dikendalikan dan masih terlalu sering hati ini dikalahkan oleh nafsu amarah.. Namun alhamdulillah 1 bulan ini saya mulai berusaha kembali dekat ke kekasih sejati yang saya yakin tidak akan pernah berpaling, yaitu Allah. Saya banyak mencurahkan isi hati ini kepada Allah dalam solat saya, dan alhamdulillah saya berusaha melakukan & memperbaiki ibadah2 lainnya yg dulu belum tergerak untuk melakukannya .

Saya pun mulai mencoba memberanikan diri untuk berbicara kepada mamah dan teman saya (2 orang kawan dekat saya di Bandung) mengenai masalah ini. Terutama kepada mamah dan seorang kawan, saya mrasa mendapatkan wadah penumpahan kemelut dan uneg2 hati yang sempat hilang 3 bulan blakangan.. Memang, mreka tidak memberikan banyak masukan dan pemecahan masalah, namun saya mrasa bersyukur setidaknya ada manusia yang bisa mendengarkan hati ini dengan perhatian penuh dan tulus.

Namun, ada 1 nasihat dari mamah yang akhirnya membuat hidup ini berubah perlahan-lahan. Ya, mamah bilang supaya saya bersikap realistis akan kehidupan. Jika saya terus-menerus seperti ini, saya tidak akan mampu melangkah kedepan. Bukan g mungkin suatu saat Fulanah menemukan lelaki lain, keterpurukan hati ini akan semakin parah dan masa depan saya semakin buram.. Saya harus bisa menerima keadaan, merelakan rasa sayang yg saya harap untuk saya itu terbuang dan terlempar ke hati lain.

Ya, saya merenungi smua perkataan mamah itu, dan saya pun sholat istikharah mohon diberi kemudahan dan jalan yang benar untuk saya melangkah.. Akhirnya diri ini memutuskan untuk memupuskan harapan yang dulu sempat masih dipegang erat dan dipertahankan. Diri ini sudah tidak mampu lagi melawan kerasnya hati Fulanah, tidak mampu lagi mengikuti hidup dan hati kamu Fulanah...

Saya merasa sudah tidak ada gunanya mempertahankan hati ini untuk sesuatu yang sudah hilang dan sulit untuk dikejar. Buat apa saya bersikeras mempertahankan perjuangan ini untuk kamu, sementara kamu sendiri tidak pernah merespon. Jika ini diteruskan, Fulanah akan semakin kesal dan terganggu karena memang sudah tidak ada lagi perasaan itu.. Saya pun semakin sakit hati dan mrasa dikhianati oleh bayang2 bidadari saya dulu yang telah hilang.

Tapi saya senang kok Fulanah klo emg kamu uda nemu teman ngobrol dan curhat. Saya senang kalo memang kamu menemukan kebahagiaan kembali yang saya hilangkan selama 2thn 3 bln itu.. Memang apapun itu, suka ataupun tidak, sudah harus kita jalani.. Saya merasa sudah saatnya mantap berjalan sendirian, berfokus pada hal yang terpenting pada saat ini, sambil ikhtiar mencari bidadari yang sebenarnya...

Saya harus berusaha sedikit demi sedikit mengikis perasaan sayang ini yang sudah tidak ada gunanya lagi dipertahankan. Walaupun sulit dan menyakitkan, namun justru dengan mempertahankannya malah membuat diri ini lebih tersiksa dan menyakitkan lagi. Saat ini saya mempersiapkan diri dan berusaha memperbaiki diri menjadi insan yang lebih baik lagi, lebih dewasa, menahan amarah, dan tidak egois. Bukankah jika ingin mendapatkan yang terbaik, maka kitapun harus menjadi yang terbaik pula.. Oleh karena itu, saya bersiap diri dan memperbaiki diri agar seseorang itu akhirnya bisa merasakan kebahagiaan dari saya..

Hanya saja saat ini saya masih belum ingin merajut hubungan dengan wanita dulu, karena nampaknya skripsi ini sudah banyak menyita perhatian dan pemikiran saya. Tapi ya, wallahu álam, jika memang ada wanita yang mampu mengerti dan mensupport keadaan saya menjadi lebih semangat lagi dalam hidup maka saya akan kembali mempertimbangkan kemungkinan itu. Tapi, yah sudah lah tidak perlu muluk2 mencari.. saya malah takut wanita itu hanya menjadi pelarian saja atas perasaan ini yang belum sepenuhnya trobati.. Saya tidak mau menyakiti lagi perasaan dan hati orang lain...

Notes: E-mail ini saya persiapkan ketika saya menyadari bahwa kemungkinan untuk kembali kepadanya semakin sulit. Perasaan lelah terhadap perubahan sikapnya yang terlalu signifikan menyebabkan saya mengambil keputusan berat ini... Namun, hingga saat ini saya belum mengirimkan e-mail ini kepadanya. Saya tidak yakin apakah e-mail ini berguna bagi dirinya juga tidak yakin apakah saya benar2 mampu menjalaninya. Sehingga, e-mail ini baru sebatas di save di word, hingga akhirnya saya buka di blog ini...

Tidak ada komentar: